Halo kawan baik TanyaTekno, bertemu kembali kita di artikel ini. Di artikel ini saya dapat mengulas Kisah teknologi lainnya berlanjut saat Google Sonos bertemu dengan teknologi audio
ringkasan: Google dan Sonos telah berkolaborasi dalam teknologi speaker pintar selama hampir satu dekade, tetapi hubungan mereka memburuk sejak Google menjadi pesaing utama di bidang tersebut. Tuduhan terbaru perusahaan datang setelah kekalahan ruang sidang dari Sonos awal tahun ini.
Google membuka dua tuntutan hukum terhadap perusahaan speaker nirkabel Sonos minggu ini, menuduh pelanggaran speaker tertentu dan teknologi kontrol suara. Kedua perusahaan telah bolak-balik atas paten speaker selama bertahun-tahun.
Raksasa mesin pencari Sonos telah dituduh melanggar teknologi termasuk deteksi “kata panas”, pengisian daya nirkabel, dan bagaimana kelompok pembicara menentukan mana yang merespons input suara.
Google mengajukan dua tuntutan hukum pada hari Senin di Pengadilan Distrik Amerika Serikat untuk Distrik Utara California. Melalui tuntutan hukum serupa dengan Komisi Perdagangan Internasional AS, pihaknya juga berencana melarang impor produk Sonos yang melanggar.
Sonos mengatakan kepada The Verge bahwa Google sedang mencoba untuk mengintimidasi dan membalas setelah putusan pengadilan Januari mendukung Sonos. Sonos juga menuduh Google melakukan perilaku monopoli, menghindari pembayaran royalti, dan mencoba membasmi pesaing yang lebih kecil.
Google mengatakan Sonos menyebarkan informasi yang salah tentang produknya.
Kisah ini dimulai pada tahun 2013 ketika kedua perusahaan bekerja sama untuk membuat Google Musik bekerja dengan speaker Sonos. Ketika Google kemudian merilis Google Home, ponsel Pixel, dan Chromecast, Sonos menuduh mereka menggunakan informasi yang diperoleh dari kemitraan mereka untuk produk mereka. Gugatan dibuka pada Januari 2020, dengan kedua belah pihak saling bertentangan segera setelahnya.
Pada bulan Januari tahun ini, pengadilan komersial AS memutuskan bahwa Google telah melanggar beberapa paten Sonos, dan melarang impor beberapa produk Google. Karena putusan tersebut, Google harus merilis patch perangkat lunak untuk speakernya, yang menurunkan fungsinya. Misalnya, pengguna tidak dapat lagi mengubah volume secara bersamaan di beberapa speaker, dan pelanggan Google bereaksi dengan marah.
Google bukan satu-satunya pemain besar yang diserang Sonos. Pada tahun 2020, CEO-nya menuduh Amazon melakukan “penetapan harga predator” untuk menjual speaker Echo jauh di bawah biaya. Perusahaan seperti Amazon dan Google memiliki aliran pendapatan yang cukup yang dengan mudah mendukung produk semacam itu, sementara Sonos tidak memiliki kemewahan seperti itu. Amazon saat ini mendominasi pasar speaker pintar di AS dengan pangsa pasar 70 persen, sedangkan Google sekitar 25 persen.
Demikianlah uraianmengenai Kisah teknologi lainnya berlanjut saat Google Sonos bertemu dengan teknologi audio
. Jangan Lupa untuk
share artikel ini ya sobat.